Huruf Miring – Penggunaan huruf miring dalam Bahasa Indonesia menggunakan aturan tersendiri. Menurut PEUBI, terdapat fungsi dan cara penggunaan masing-masing.
Pergantian tersebut ditetapkan menjadi Peraturan Kemerdekaan Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Berikut adalah penulisan huruf miring yang benar.
Huruf Miring untuk menulis judul
Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contohnya
- Saya sudah membaca buku Garis Waktu karangan Fiersa Besari.
- Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
- Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
- Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Huruf miring untuk penegasan
Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Contohnya
- Huruf terakhir kata abad adalah d.
- Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
- Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
- Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
Huruf miring untuk ungkapan
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Contohnya
- Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
- Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
- Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
- Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Itulah cara penggunaan huruf miring menurut PUEBI ( Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang benar. Dengan menggunakan huruf miring dapat mengetahui kata yang berbeda maknanya atau tersirat. So, jangan bosan belajar yaa! Carilah ilmu walau ke negri cina!