Contoh Resensi – Meresensi suatu buku memberikan sekilas informasi terkait informasi isi dari buku berupa alur cerita secara singkat, terdiri dari berapa bab, jumlah halamannya dan lain sebagainya.
Contoh Resensi
Pengertian Resensi Buku
Kata resensi berasal dari kata “recensie” (bahasa Belanda) yang berarti membicarakan dan menilai/borderland en besproken. Sepadan dengan bahasa Belanda, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna resensi merupakan pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku.
Berdasarkan kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa resensi merupakan sebuah kegiatan menilai atau menimbang kembali.
Oleh karena itu, resensi buku ialah memberikan tinjauan kritis atau penilaian terhadap kualitas suatu buku. Meresensi sebuah buku berarti merupakan aktivitas seseorang untuk menyampaikan gagasan secara tertulis dalam hal mengukur baik buruknya suatu buku.
Hal-hal yang diukur dari satu buku tersebut meliputi isi, struktur penyajian, serta manfaatnya bagi pembaca.
Jenis-jenis Resensi Buku
Resensi Deskriptif
Jenis resensi ini memberikan ulasan mengeni sebuah karya, yaitu mempertimbangkan seluruh aspek dan setiap bagiannya dianggap penting. Biasanya penulis akan mengulas setiap babnya secara detail agar mendapatkan penilaian yang akurat.
Resensi Informatif
Jika resensi deskriptif memberikan ulasan secara detail. Berbeda dengan jenis resensi informatif yang dilakukan dengan cara memberikan penilaian singkat mengenai sebuah karya.
Resensi Kritis
Resensi kritis akan memberikan argumen secara akurat. Bukan hanya sekedar memberikan penilaian terbaik mengenai buku tersebut. Tapi dijelaskan pula data berupa teori sehingga opininya mendapatkan dukungan secara ilmiah. Kebanyakan karya yang diresensi menggunakan jenis ini ialah buku non fiksi karena mengandung IPTEK murni.
Tujuan Resensi Buku
1. Membantu pembaca (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang diresensi
Meresensi suatu buku memberikan sekilas informasi terkait informasi isi dari buku berupa alur cerita secara singkat, terdiri dari berapa bab, jumlah halamannya dan lain sebagainya.
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi
Tanpa sadar juga kegiatan meresensi buku telah memberi penilaian terhadap suatu buku. Biasanya pembaca sebelum membaca suatu novel atau karya lainnya akan melihat reviewers terlebih dahulu agar tidak salah pilih, sama sepertinya hal juga ketika akan melihat film di bioskop para penonton senantiasa melihat rate nya ada di angka berapa jika rate nya tinggi, tak salah film yang akan dilihat pasti berkualitas.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan,
Mengetahui terlebih dahulu mengapa, dan alasannya suatu buku layak untuk diterbitkan dan dibaca oleh sekian banyak orang nantinya.
4. Mengetahui perbandingan buku-buku karya penulis lain yang sejenis
Bisa juga lho dengan teknik ini, jadi tahu kelebihan dan kekurangan satu buku dengan yang lain memiliki karakter yang sejenis.
5. Bagi penulis buku, informasi sangat bermanfaat bagi kreatifitasnya
Penulis karya buku yang sedang diulas dapat digunakan sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya.
Unsur-unsur Resensi Buku
Unsur-unsur yang perlu banget kamu resensi diantaranya
1. Judul Resensi
Judul merupakan bagian pemikat sebagai daya tarik pada pandangan pertama bagi membaca. Bagian inilah yang bisa mencuri hati pembaca untuk mengenal suatu buku. Selain menggambarkan isi resensi secara garis besar, judul harus ditulis dengan menarik yang membuat pembaca ingin terus membaca hingga akhir kalimat bahkan sampai membuktikannya dengan membeli sendiri suatu buku yang usai diresensi.
2. Identitas Buku
Identitas buku merupakan gambaran umum yang ada dari dalam buku yang berisi yakni judul buku, nama pengarang, tahun terbit dan tahun cetaknya, ketebalan buku, nomor edisi buku, penerbit, harga buku bila perlu sampai ukuran buku.
3. Intisari Buku
Pada bagian ini yang dibahas adalah sinopsis. Saat menulisnya, tidak perlu memperhatikan kronologi cerita. Kamu bisa menulis sinopsis secara bebas. Perlu banget dengan merangkai sebuah sinopsis yang memancing rasa ketertarikan pembaca tanpa perlu menulis secara lengkap isi dari buku sehingga dengan tulisanmu membuat pembaca terbius dan membaca buku aslinya.
4. Biografi Pengarang
Unsur berikutnya membicarakan tentang pengarang atau penulis buku. Bagian ini biasanya ditulis secara ringkas. Di dalamnya terdapat kehidupan si penulis mulai dari latar belakang, keahlian, sampai karya-karyanya. Ketika sedang menulis biografi pengarang merupakan unsur yang esensial di dalam resensi karena track record, citra seorang penulis yang namanya banyak dikenal akan memunculkan rasa penasaran pembaca. Di samping itu, pembaca mempunyai gambaran mengenai kisah dan karir penulis selama ini dan penghargaan maupun prestasi selama ia berkarir. Bagian ini menjadi salah satu poin petunjuk pembaca untuk menentukan suatu buku.
5. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Unsur vital yang harus ada selanjutnya adalah pandangan terhadap sebuah buku serta isi didalamnya. Umumnya berisi penilaian kelebihan dan kekurangan buku. Bagian inilah yang berisi pendapat terhadap buku yang diulas. Bagian ini pula yang dilihat kembali secara seksama oleh pembaca untuk memastikan apakah buku tersebut layak dibaca atau tidak, apakah sesuai dengan yang dicari atau tidak.
6. Kesimpulan
Bagian unsur terakhir yakni pada penulisan sebuah kesimpulan. Kamu dapat menulis opini tentang buku. Isinya bisa berupa kritikan dan masukan yang ditujukan kepada penulis buku. Kamu tidak bisa memberikan rekomendasi kepada pembaca.
Wah, sudah pada tahu nih apa-apa saja yang perlu ada saat meresensi buku, lalu apa saja manfaat menulis resensi buku? Seorang yang menggeluti di bidang ini ada julukannya yakni “resensator”.
Manfaat Meresensi Sebuah Buku
Inilah beberapa manfaat menulis resensi buku yang perlu kamu tahu
- Mengasah penalaran kita untuk terus berkembang
- Memahami secara mendalam isi buku yang diresensi
- Mendapat pemasukkan jika resensi yang dipajang di media massa baik cetak maupun online
- Dikenal dan direkrut untuk terus meresensi buku oleh penerbit buku jika kiat berlatih dan produktif membuat resensi buku
- Mendapat pengalaman dan pengetahuan baru dari sekian banyak buku-buku yang telah diresensi
- Mendapat mitra kerja yang akan bertambah luas dan banyak.
Jadi, tak perlu ragu nih untuk meresensi sebuah buku karena banyak manfaat bagi pembaca, penulis, dan pengarang buku. Tapi, belum pada tahu ya langkah demi langkah agar kamu yakin untuk menulis resensi buku? Tenang saja, setelah akan dijelaskan secara urut langkah-langkah membuat resensi buku.
Langkah-langkah Resensei Buku
Berikut ini langkah-langkahnya, jangan sampai terlewat ya! Ada enam langkah sederhana meresensi sebuah buku yang juga bisa kamu gunakan ketika akan menyampaikan resensi terhadap karya yang bukan hanya buku saja…
Upss, ada baiknya sebelum mendengar semua tahapannya, kamu harus mengenal dia lebih dekat, eh … buku
- Memahami atau menangkap isi dan tujuan si pengarang buku dengan karya yang dibuatnya,
- Memiliki arah dalam membuat resensi buku, jadi kamu harus tahu kepada siapa resensi itu untuk dibaca
- Mengenal atau mengetahui selera dari segala usia pembaca dan tingkat pemahaman dari para pembaca
- Menguasai segala ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu sebagai tolok ukur ketika menuturkan keunggulan dan kelemahan buku, dan
- Menjadi pengamat buku sekaligus rajin membaca buku apapun itu karena sudah banyak fasilitator atau penyedia layanan baca buku online seperti Perpus yang dikelola oleh Gramedia untuk membuka jendela ruang pintu ilmu.
Sudah mantap kenal dekat nih dengan buku yang akan diresensi? Jika sudah, ini lho cara membuat resensi buku.
Cara Menulis Resensi Buku
Jadi saat menulis resensi maka kamu menyertakan terhadap enam unsur di atas. Unsur-unsur tersebut harus ada dalam tulisan resensi. Setelah, merinci dan mengetahui unsur-unsur resensi, ulasan berikutnya adalah cara membuat resensi buku. Lalu, apa langkah-langkahnya?
1. Menentukan Pilihan Buku yang Akan Diresensi
Menentukan pilihan buku mana yang akan diresensi. Apakah buku tersebut bergenre fiksi atau non-fiksi, pelajaran, pengetahuan atau sebuah novel? Menulis resensi buku pada dasarnya sama. Hanya saja tetap memiliki sedikit perbedaan terutama sisi kronologis cerita.
Adapun yang perlu kamu perhatikan terhadap beberapa poin ketika memutus buku yang akan diresensi. Buku tersebut harus memenuhi parameter berupa isinya tentang persoalan aktual, kualitas buku yang bagus, belum pernah diresensi, dan terbitan baru.
2. Membaca Buku
Tentunya membaca buku sebelum menulis resensi, karena dengan tidak membaca isinya secara gamblang, kamu tidak tahu isi, tujuan, makna dan pesan yang terdapat di dalam buku sebagai suara hati pengarang buku dengan nyata. Ketika sedang membaca buku jangan lupa untuk menandai poin-poin penting yang akan dimuat sebagai salah satu bahan untuk menulis resensi.
Proses membaca buku nantinya kamu akan merasakan sendiri bagaimana pengarang menceritakan kisah-kisah yang tertuang dengan mendapat feeling dan emosi saat memahami alur ceritanya, serta mendapatkan hikmah yang tersirat dan informasi sehingga kamu mendapatkan ide-ide dan kerangka untuk mengulas buku tersebut.
Selain itu, kamu dapat menentukan sisi yang menarik dari buku tersebut yang bisa diangkat ke dalam ulasan yang perlu banget kamu bahas untuk diketahui pembaca dan pengarang juga akan mengetahui bagian kesenangan dari penikmat karya yang ditulisnya dengan cara memilih bagian/isi dari buku tersebut yang di-highlight dalam resensi.
3. Menentukan Teknik yang Tepat untuk Menulis Resensi
Saran penting nih untuk memilih tepat teknik menulis resensi yang akan digunakan. Ada beragam teknik menulis resensi yakni Teknik Cutting dan Glueing, Teknik Focusing, dan Teknik Comparing.
- Teknik Cutting dan Glueing: teknik menulis resensi dengan merekatkan bagian-bagian tulisan. Semua bagian tersebut isinya ada materi yang menarik perhatian, yang terdapat di dalam buku yang hendak kita resensi, serta mencerminkan gagasan-gagasan inti si penulis buku
- Teknis Focusing: teknik menulis resensi dengan memusatkan perhatian kepada satu aspek tertentu yang disajikan dalam objek resensi bisa fokus kepada si pengarang, tokoh-tokoh ataupun alur ceritanya
- Teknik Comparing: teknik menulis dengan membandingkan atas hal-hal yang terdapat dalam objek resensi dengan sumber lain yang membahas topik sama.
4. Menulis lengkap enam unsur-unsur resensi
Pada tahap ini, kamu wajib banget tidak melupakan bagian penting yang ada di dalam unsur-unsur resensi. Setelah mendapatkan cerita yang akan diangkat dalam resensi maka kamu harus menentukan judul resensi, menulis identitas buku, membuat intisari, memberikan penilaian berisi kelebihan dan kekurangan, dan menutup resensi dengan opini serta rekomendasimu bila dibutuhkan.
5. Mengecek Kembali Semua Resensi yang Telah Ditulis
Setelah selesai menulis resensi, maka tak ayalnya untuk mengoreksi tulisan mu dengan cara membaca ulang, memeriksa apakah ada typo, kesalahan terhadap struktur penulisan, data yang belum lengkap, dan sebagainya. Cara ini digunakan agar tulisan resensi tersebut menjadi epik dan indah sehingga pembaca pun tetap setia membacanya sampai akhir, nyaman, dan mudah menangkap isi resensi nya.
Contoh-Contoh
Contoh Resensi Buku
Identitas Buku :
- Judul buku: Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
- Pengarang: Mark Manson
- Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
- Tanggal Terbit: 20 Februari 2005
- ISBN: 9786024526986
- Tebal halaman: 256 halaman
- Lebar: 14.0 cm
- Panjang: 21.0 cm
Sinopsis Buku:
“Apapun masalahnya, konsepnya sama: selesaikan masalah, lalu berbahagialah. Sayangnya bagi banyak orang, rasanya hidup tidak sesederhana itu. Itu karena mereka menghadapi masalah dengan paling tidak satu dari dua cara berikut: penyangkalan atau mentalitas korban” (hal 37)
Isi Resensi:
Buku ini menceritakan seorang Charles Bukowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan,penjudi kronis,kasar, kikir,dan tukang utang.Ia bercita-cita menjadi seorang penulis. Karya Bukowski selalu ditolak oleh hampir setiap majalah, tetapi hal tersebut tidak membuatnya menyerah ia tetap menulis dan membuat puisi. Sehingga dengan pengalamannya ia memiliki sikap bodo amat
Dalam bukunya yang berisi makna cuek yang bukan berarti tidak peduli terhadap apapun, Charles Bukowski gambaran sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup dalam memilih apa yang penting karena pada intinya hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya.
Kelebihan Buku:
Melalui karakter tokoh Charles Bukowski yang kuat dan gigih, kita mendapat makna tersendiri untuk bersikap cuek, dan tetap bahagia menatap masalah yang sedang dialami
Kekurangan Buku:
Meskipun judulnya seolah memberi kesan tentang kiat-kiat cuek, tapi ternyata tidak cuek disini menggambarkan seorang pejuang yang meraih impian dengan segala rintangan.
Contoh Resensi Novel
Identitas Novel
- Judul buku : Ayat ayat cinta
- Nama Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
- Tempat penerbitan buku : Jakarta, Penerbit Republika
- Tahun terbit : 2004
- Jumlah halaman : 420 halaman
Sinopsis Novel
Novel dengan cover gambar wanita bercadar ini sangat menarik karena isinya tidak saja menceritakan kehidupan percintaan seperti novel-novel tentang cinta yang lain, tapi novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut islam yang sebenar-benarnya.
Novel ini memang sangat bagus isi ceritanya, tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana, tetapi juga mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya benar-benar untuk Allah. Seperti yang sudah saya katakan tadi sebelumnya. Mengajarkan kita betapa susahnya perjuangan seorang mencari ilmu di negeri orang.
Novel ini menceritakan tentang kisah percintaan yang dibalut ajaran- ajaran Islam yang sangat kental. Kisah seorang mahasiswa Universitas Al Azhar Cairo Mesir yang bernama Fahri bin Abdullah Siddiq.
Kelebihan Novel
- Novel ini mengajarkan kehidupan Islami yang sangat kental sekali, sehingga memotivasi orang-orang yang membacanya.
- Novel ini juga mengajak kita untuk lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami cakrawala keislaman, kehidupan, dan juga cinta.
Kekurangan Novel
- Ketika Fahri menikah dengan Maria, seharusnya disertai dengan dalil dalil tentang seorang muslim laki laki yang menikah dengan wanita nasrani.
- Tokoh utama Fahri yang merupakan anak petani digambarkan terlalu sempurna, karena dicintai oleh empat orang wanita sekaligus.
Contoh Resensi Cerpen
Identitas Cerpen
- Judul Cerpen : Cinta adalah Kesunyian
- Nama Pengarang : Gabriel Garcia Marquez
- Penerbit : Pusaka Sastra LKiS Yogyakarta
- Penerjemah : Anton Kurnia
- Tebal Buku : 164 halaman
- Cetakan : ke-IV, Juli 2009
Sinopsis Cerpen
Florentino Ariza sebagai tokoh utama dalam cerpen ini menggambarkan seorang lelaki dewasa yang selalu melamunkan dan membayangkan pujaan hatinya. Fermina Daza, perempuan khayalannya itu tak banyak diceritakan dalam cerpen ini. Namun pengarang lebih menekankan inti cerita pada arti cinta dan kesunyian.
Dalam perjalan Florentino Ariza, ia mendapatkan kejadian yang sangat tak terduga. Suatu cinta ia dapat dengan sekejap dengan seorang wanita yang tak ia kenal sedikit pun dan hilang begitu saja dalam kesunyian. Dengan bagaimana Florentino Ariza mendapatkan cinta sesaatnya itu? Coba luangkan sedikit waktu untuk membaca cerpen peraih Nobel Sastra ini, mungkin akan menambah inspirasi karya sastra kita.
Kelebihan Cerpen
Pengarang menitikberatkan gambaran dan bahasa sastra lama, kebahasaan yang sangat dijiwai pengarang membuat para pembaca kagum. Dan membuat para pembaca lebih terinpirasi. Terutama pada diakhir-akhir alinea, mulai terlihat ciri pengarang yang menggambarkan cerita dapat berakhir dengan hal apapun, tak harus sedih atau pun senang.
Kekurangan Cerpen
Cerpen ini menggambarkan abad dua puluhan yang kemungkinan besar banyak pembaca sulit membayangkan pada masa itu. Dan mungkin tidak sedikit pembaca akan berhenti di lembar kedua, karena di masa kini sulit untuk memahami bacaan yang tinggi kebahasaannya.
Nah, itulah contoh resensi buku, novel, cerpen, jenis-jenis resensi, tujuan, dan unsur-unsurnya. Semoga membantu!