Alat Musik Tradisional Yogyakarta – Yogya atau yang sering kita sebut dengan Jogja, adalah salah satu dari 4 pulau terbesar yang terleak di pulau jawa yang dikenal juga dengan sebutan “Kota Gudeg”, Gudeg merupakan salah satu contoh “maskot” Yogyakarta berupa makanan khas daerah.
Kota Yogyakarta mempunyai beragam macam tempat pariwisata yang dikenal dengan malioboro yang hampis setiap orang yang berkunjung selalu mengambil foto dibawah papan petunjuk jalan dengan tulisan “Jl. Malioboro”. Selain tempat wisata yang elok Yogya juga mempunyai keunggulan sendiri dengan bidang kesenian lokalnya.
[irp]Dari segi kebudayaan, hal yang mencolok dari Yogyakarta adalah aset-aset peninggalan peradaban tinggi masa lampau sepeti candi dan bangunan yang bersejarah lainnya seperti Benteng Vredeburg. Namun sesuai dengan judul artikel ini, saya hanya akan membahas seputar Alat musik tradisional D.I Yogyakarta dan berikut ulasannya.
Alat Musik Tradisional Yogyakarta
Seperti halnya Tombak Kyai Wijoyo Mukti yang termasuk pusaka pemberian Raja Kraton Yogyakarta, alat musik dan kesenian lokal daerah yang merupakan hal yang mesti kita lestarikan agar keberadaannya yang semakin kesini semakin tergantikan dengan adanya budaya dan alat musik modern.
1. Krumpyung
Ada suatu alat tradisional yang merupakan bagian dari seni musik Tradisional daerah istimewa Yogyakarta adalah Krumpyung yang bisa kita temukan di daerah yang terletak di Kulon Progo (dengan kabupaten Wates sebagai ibukotanya). Seni musik Krumpyung digunakan bersamaan dengan iringan alat musik yang sebelumnya terbuat dari bambu.
Lagu yang diiringi oleh kesenian ini adalah Langgam Jawa. Langgam Jawa adalah bentuk perubahan dari musik keroncong yang masuk ke idiom musik tradisional Jawa. Kesenian ini memiliki keunikannya adalah nada yang digunakan merupakan Pelog dan Slendro yang idealnya menyerupai gamelan Jowo, hanya saja dalam kesenian ini ada Gong tiup yang ikut ambil bagian.
[irp]Saat HUT Kemerdekaan RI ke -72 yang lalu, kesenian Krumpyung juga digunakan untuk ikut serta menyambut tamu-tamu yang datang di Istana Negara. Jika anda ingin merasakan atau mencoba mencari info langsung dari lokasi, mungkin anda bisa mendapatkan kesenian ini pada sebuah dusun yang bernama Tegiri, desa Hargowilis, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Demung
Alat musik tradisional di Yogyakarta yang ini mungkin cukup terkenal dan tak asing di telinga kita . Demung adalah alat musik tradisional sekaligus menjadi salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Daam sebuah set gamelan , umumnya terdapat 2 buah Demung yang versi nadaanya berbeda (slendro dan pelog).
Demung mempunyai wilahan yang lebih tipis dibandingkan dengan saron, namun ukurannya sangat nampak lebih lebar sehingga nada yang didengar-pun lebih rendah. Alat memukul (tabuh) Demung biasanya terbuat dari Kayu yang dibentuk seperti palu atau alat pemukul yang mempunyau ukuran lebih besar dan lebih berat dibandingkan alat pemukul Saron.
[irp]Cara Memainkan Demung
Demung digunakan dengan cara di tabuh, teknik menah=buhnya-pun tak asal, ada yang menabuhnya biasa sesuai dengan aturan nadanya atau ditabuh dengan cara bergantian antara demung yang pertama dengan yang kedua yang nantinya bisa menghasilkan nada yang bervariasi dan seakan saling menjawab.
Polanya pun memiliki aturan sendiri, pada Gendhing Gangsaran contohnya yang menggambarkan situasi peperangan, Demung ditabuh dengan cepat yang seakan menjadi pemicu orang agar lebih semangat.
Hal yang perlu dilakukan anda jika ingin memainkannya adalah tangan kanan memukul wilahan, lalu tangan kiri akan menahan getaran yang logam hasilkan saat bergetar tadi, teknik ini disebut memathet. Memang agak sulit awalnya karena tidak biasa dan mungkin suaranya tidak merdu seperti aslinya.
2. Gejog Lesung
Gejog Lesung adalah bagian seni tradisional dari Yogyakarta. Seni ini muncul karena merupakan salah satu bentuk ucapan syukur kepada Dewi Sri / Dewi Padi atas rezeki yang diberikan kepada masyarakat di daerah tersebut (biasanya untuk hasil panen yang subur atau untuk musim yang baik).
Lesung juga dulunya digunakan masyarakat sebagai pemisah padi dari batangnya, namun perkembangan zaman memang membuat semuanya menjadi lebih ceoat dan mudah, agar menumbuk padi dengan lesung menguras waktu dan tenaga.
[irp]Hanya beberapa, wilayah untuk bisa kita pelajari kesenian musik Gejog Lesung, di sebuah tempat yang terletak di desa Giriharjo, alat musik tradisional jogja ini masih dimainkan namun hanya sekedar tradisi saja seperti saat festival kesenian atau peramai lomba-lomba seperti “acara lomba 17 Juli-an”.
3. Peking
Peking adalah alat musik tradisional Yogyakarta gamelan jawa yang sejenis dengan Saron. Dalam gamelan Jawa, alat musik ini sering disebut dengan “Saron Penerun”. Peking memiliki oktaf tinggal dengan nada suara yang paling tinggi. alat musik Peking memiliki nama lain.
Di daerah Jawa Tengah, Peking terkenal dengan nama Saron Panacah, Slukat, Penitil, Cente, Tetelile. Ala musik ini berbentuk bilahan dengan 6-7 bilah yang di taruh pada bingkai kayu yang di gunakan sebagai resonatornya.
Menurut ukuran dan fungsinya, mempunyai tiga jenis saran:
- Demung (Paling Besar)
- Saron (Sedang)
- Peking (Paling kecil)
Peking memiliki ukuran yang paling kecil jika dibandingkan dengan Demung atau Saron.
Alat musik tradisional di Yogyakarta menjadi destinasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang mau dari dalam atau turis asing yang melihat langsung, terlebih jika mereka mendengar alat musik tradisional Yogyakarta gamelan Jawa yang terkenal keluar negeri.
[irp]Selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyau 30 museum yang menyimpan benda bersejarah 2 di antaranya (museum Ullen Sentalu dan Sonobudoyo) sedang akan dijadikan sebagai museum Internasional, Namun terkadang saya sendiri merasa sedih ketika bertanya pada anak muda namun sering yang kita tanya hanya tertawa karena tidak mengenali budayanya sendiri.
Baiknya kita warga Indonesia ikut ke dalamnya untuk melestaikan tradisi lokal dan budaya terutama sesuai dengan nama artikel ini tentang alat musik tradisional Jogja.