Alat musik tradisional NTB – Nusa Tenggara Barat atau NTB ini adalah sebuah pulau yang berada di dalam Gugusan Sunda Kecil dan Kepulauan Nusa Tenggara. NTB dulu sempat mengalami masa-masa kerajaan sama seperti wilayah di Indonesia lainnya, dan Provinsi yang merupakan asal dari lagu daerah Orlen-orlen ini juga pernah merasakan masa-masa masuknya Agama Islam dan bangsa kolonialisme.
Nusa Tenggara Barat memiliki objek wisata seperti Pantai Senggigi, Gili Trawangan dan Pantai Kuta Lombok yang membuat kita betah untuk berlibur disana. Selain objek wisata terdapat juga budaya daerah yang elok nan indah. Kali ini aku akan membahas tentang kebudayaan dari Nusa Tenggara Barat yaitu alat musik tradisional NTB.
[irp]Alat Musik Tradisional NTB
Masyarakat Nusa Tenggara Barat yang berada di Lombok berasal dari suku Sasak sementara sebagian besar yang ada di Pulau Sumbawa berasal dari suku Bima dan Sumbawa dengan kebanyakan penduduk beragama Islam. Sejarah juga mengatakan bahwa NTB adalah wilayah bekas jajahan dan banyak budaya yang masuk dari luar karena inilah NTB memiliki cukup banyak alat musik tradisional yang dapat ditemukan.
[irp]1. Pareret
Pareret merupakan alat musik yang bahan utamanya adalah bambu, memiliki bentuk seperti terompet dan cara memainkannya pun sama seperti terompet, alat musik tradisional NTB ini sering dimainkan dalam musik orkestra dan berfungis sebagai pembawa melodi. Alat musik tradisional Pareret banyak ditemui di Lombok atau lebih tepatnya Lombok bagian Barat (dibawa oleh orang-orang dari Bali) dan alat musik ini juga ada di daerah Karangasem namun tidak terlalu banyak.
Dalam pembuatan alat musik Pareret terkesan unik karena hari pembuatannya tidak boleh asal dan harus hari yang baik sesuai dengan hitungan “Pahing”. Saat hari pembuatannya masyarakat biasanya menyediakan sesajen yang berisi beras, kepeng bolong, benang kotak setukel dan buah pinang.
Sesajen ini diyakini sebagai pelindung untuk pembuat agar saat membuat mata mereka tidak merah dan berair. Alat musik tradisional Pareret sering dimainkan waktu upacara persembahyangan dan ulang tahun pura untuk masyarakat Bali yang berada di Lombok Barat.
2. Satong Srek
Alat musik tradisional ini terbuat dari bahan bambu dan seng, bambu ini digunakan sebagai bahan utamanya dan pada salah satu bagian permukaannya akan diberi seng yang tajam dan kasar. Seng inilah yang akan dipukul atau digesek untuk menghasilkan suara.
[irp]
Satrong srek berfungsi sebagai alat musik pelengkap pada orkestra tradisional, atau mungkin kalian ingin mencoba menggunakan alat musik ini untuk latihan tapi suara yang dihasilkan mungkin tidak begitu bagus seperti alat musik tradisional lainnya. Selain untuk pelengkap orkestra tradisional alat musik tradisional NTB ini juga sering digunakan untuk mengiringi tari-tarian daerah, contohnya Tari Nguri, Badede, Bulan Kasandung, dan sebagainya.
3. Genggong
Alat musik genggong sering digunakan hanya sebagai pengiring lagu-lagu dengan laras Slendro. Cara memainkan alat musik tradisional ini adalah dengan memegang menggunakan tangan kiri dan genggongnya ditempelkan di bibir pemain lalu tangan kanan pemain digunakan untuk memetik benang yang diikatkan dengan cara seperti itu akan memunculkan suara.
Dan untuk merubah nada yang dihasilkan alat musik tradisional NTB ini adalah dengan cara mengubah posisi rongga mulut yang disini berfungsi sebagai lubang resonansi. Di Nusa Tenggara Barat, genggong dibagi menjadi 2 yaitu genggong lanang dan genggong wadah.
4. Gula Gending
Gula Gending ini terbuat dari seng dan bahan tekstil (material fleksibel dari tenunan benang), alat musik ini sangatlah unik karena sebenarnya alat musik tradisional ini adalah alat yang digunakan masyarakat untuk menjual gula kapas dan dari situlah alat musik ini diberin nama yang unik yaitu Gula Gending. Dan dalam bahasa Sasak, Tongkaq adalah tempat untuk menyimpan gula.
[irp]
Alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara menggendong Tongkaq lalu dipukul dengan jari-jari sesuai dengan lagu yang akan diiringi. Gula gending ini biasanya digunakan untuk berjualan gula kapas berkeliling desa yang berfungsi untuk menarik perhatian anak-anak agar dagangannya laris.
5. Palomnang / Cungklik
Alat musik tradisional Cungklik yaitu kayu dan logam. Cungklik merupakan alat musik silofan yang artinya adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan 2 pemukul. Cara memainkan alat musik ini biasanya pemain akan duduk dengan kaki diluruskan kedepan lalu alat musik diletakkan di atas paha pemain karena rongga yang berada dibawah digunakan sebagai lubang resonansi.
Alat musik tradisional Cungklik dulu sering dimainkan secara solo dan hanya dimainkan oleh laki-laki saja pada saat bosan disawah. Lalu dengan perkembangan zaman, Cungklik sekarang dimainkan oleh perempuan juga dan sudah menjadi bagian dari orkestra musik yang sering dimainkan untuk mengiringi tari-tarian yang berirama cukup cepat.
6. Sarone
Sarone merupakan alat musik tradisional tiup yang berasal dari Kabupaten Bima Dompu, Nusa Tenggara Barat. Sarone adalah jenis alat musik aerofon yang memiliki “lidah”. Penduduk daerah ini sering menyebut lidah dengan sebutan Lera. Jika dilihat dari banyaknya Lera yang terdapat pada alat musik ini, alat musik tradisional NTB Sarone dikategorikan sebagai klarinet karena hanya memiliki satu Lera. Bentuk dari Sarone mirip seperti tabung namun ukurannya akan semakin melebar.
[irp]
Alat musik Sarone terbuat dari daun lontar dan bambu kecil yang dilubangi dengan menggunakan kawat yang dibentuk dan dipanaskan. Lubang ini mirip seperti yang ada pada alat musik suling. Jarak antar lubangnya juga diukur agar tidak saling berdekatan.
Lubang pada Sarone ada 5 dan ada juga yang memiliki 6 lubang di bagian atasnya, di bagian bawah hanya terdapat 1 lubang saja. Sama seperti suling nada yang dimiliki Sarone adalah do, re, mi, fa, sol, la, dan si, tetapi jika lubangnya ada 6, jika lubang Sarone hanya ada 5 maka nadanya hanya mencapai la saja.
7. Gendang Beleq
Gendang Beleq adlaah alat musik tradisional NTB yang memilik asal dari Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nama Gendang berasal dari suara alat musik yang berbunyi deng.. dang.. dan asal kata Beleq adalah dari Bahasa Sasak yang berarti Besar, sehingga arti dari Gendang Beleq adalah Gendang Besar.
Pada zaman dahulu Gendang Beleq digunakan untuk pengiring prajurit saat perang agar mereka semangat atau pengiring saat prajurit pulang dari peperangan, alat musik ini memiliki nada dan suara yang memacu adrenalin. Namun sekarang alat musik tradisional ini sudah beralih fungsi sebagai musik pengiring pada saat upacara adat.
[irp]Gendang Beleq ini juga biasanya dimainkan secara berkelompok, seperti orkestra musik yang berisi dengan gendang. Orkestra gendang ini terdiri dari dua jenis Gendang Beleq yaitu Gendang Beleq Mama dan Gendang Beleq Nina (Laki-laki dan juga perempuan). Pemain dalam orkestra gendang biasanya berjumlah 13-17 orang yang memainkan alat musik Gendang Beleq sambil menari-nari.
Mungkin hanya ini saja informasi yang bisa aku sampaikan kepada kalian, semoga bisa menambah wawasan kalian tentang alat musik tradisional NTB dan dengan mengetahui alat musik tradisional ini diharapkan kita semua dapat melestarikannya agar tetap terjaga dan tetap ada.